FORUM MANDAILING

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
FORUM MANDAILING

ro ho, ro au , rap ro ma hita, rap ro rap ra

ambukon mada gut-gut i

HORAS TONDI MATOGU PIR TONDI MADINGIN

kepada seluruh pengunjung forum mandaling yang terhormat, forum ini belum memiliki moderator untuk mengendalikan seluruh thread dengan beberapa kategori, di mohonkan tu koum-koum yang luang waktu untuk dapat bergabung menjadi moderator forum ini, hanya membutuhkan loyalitas dan pengetahuan tentang mandailing agar forum ini bisa berkembang ke depannya, terimakasih

    Abdul Haris Nasution

    avatar
    Admin
    Admin


    Jumlah posting : 22
    Reputasi-mu : 0
    Join date : 22.02.11

    Abdul Haris Nasution Empty Abdul Haris Nasution

    Post  Admin Thu Feb 24, 2011 6:01 pm

    Abdul Haris Nasution Abdul_haris_nasution

    Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Haris Nasution (lahir di Kotanopan(Huta Pungkut), Sumatera Utara, 3 Desember 1918 – meninggal di Jakarta, 6 September 2000 pada umur 81 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang merupakan salah satu tokoh yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September, namun yang menjadi korban adalah putrinya Ade Irma Suryani Nasution.

    Karier Militer

    Sebagai seorang tokoh militer, Nasution sangat dikenal sebagai ahli perang gerilya. Pak Nas demikian sebutannya dikenal juga sebagai penggagas dwifungsi ABRI. Orde Baru yang ikut didirikannya (walaupun ia hanya sesaat saja berperan di dalamnya) telah menafsirkan konsep dwifungsi itu ke dalam peran ganda militer yang sangat represif dan eksesif. Selain konsep dwifungsi ABRI, ia juga dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya. Gagasan perang gerilya dituangkan dalam bukunya yang fenomenal, Fundamentals of Guerrilla Warfare. Selain diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, karya itu menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite militer dunia, West Point, Amerika Serikat.

    Tahun 1940, ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan bagi pemuda Indonesia, ia ikut mendaftar. Ia kemudian menjadi pembantu letnan di Surabaya. Pada 1942, ia mengalami pertempuran pertamanya saat melawan Jepang di Surabaya. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Nasution bersama para pemuda eks-PETA mendirikan Badan Keamanan Rakyat. Pada Maret 1946, ia diangkat menjadi Panglima Divisi III/Priangan. Mei 1946, ia dilantik Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Pada Februari 1948, ia menjadi Wakil Panglima Besar TNI (orang kedua setelah Jendral Soedirman). Sebulan kemudian jabatan "Wapangsar" dihapus dan ia ditunjuk menjadi Kepala Staf Operasi Markas Besar Angkatan Perang RI. Di penghujung tahun 1949, ia diangkat menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

    Gelar

    Pada 5 Oktober 1997, bertepatan dengan hari ABRI, Nasution dianugerahi pangkat Jendral Besar bintang lima. Nasution tutup usia di RS Gatot Soebroto pada 6 September 2000 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

    Sumber


      [1]Museum Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution
      [2]Ade Irma Suryani Nasution
      [3]Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean
      [4]Abdul Haris Nasution


      Waktu sekarang Fri Apr 26, 2024 7:02 pm